SARANA
DAN PRASARANA PENDUKUNG WISATA
Sebagai sebuah
Organisasi, Pariwisata merupakan suatu sistem, yang mempunyai unsur-unsur yang
satu sama lain saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Keberadaan (eksistensi) dan keeratan
hubungan unsur-unsur itu menggambarkan sampai seberapa kuat Sistem
Kepariwisataan tersebut. Apabila salah satu unsur tidak ada atau lemah, maka
sudah dipastikan kesisteman pariwisata akan terganggu atau tersendat-sendat
kegiatannya. Karenanya dalam mengelola kepariwisataan diperlukan Manajemen
Pariwisata yang betul-betul handal dan tepat sasaran.
Implikasinya,
Pariwisata merupakan fenomena yang multidimensional dan multisektoral yang
harus dilihat dalam satu kesatuan sistem, yang berada di dalam sistem yang
lebih luas. Sistem kepariwisataan dapat dilihat dari berbagai aspek:
1. Melihat pariwisata
dari sisi penawaran dan permintaan;
2. Mempunyai hubungan
ketergantungan atau keterkaitan antara destinasi dan sumber pasar yang
dihubungkan dengan transportasi;
3. Didasari oleh arus informasi
yang dapat mendorong dan memungkinkan wisatawan datang.
4. Sistem yang lain
melihat keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain antara berbagai komponen
kepariwisataan, yang tak dapat dipisah-pisahkan sebagai satu kesatuan produk:
transportasi yang menyediakan akses, daya tarik yang menjadi faktor utama
kunjungan, amenities yang disiapkan untuk memberikan pelayanan
bagi wisatawan.
5. Dilihat dalam
hubungan input-output, sistem ini berada dalam lingkungan yang lebih luas,
output-nya akan tergantung bukan hanya kepada input tetapi kepada bekerjanya
faktor-faktor strategis lingkungan dan instrumen-instrumen kelembagaan.
Salah satu komponen
dari kesisteman Pariwisata adalah Prasarana dan Sarana Kepariwisataan, yang
merupakan komponen terbesar dan paling menentukan dalam menyukseskan
penyelenggaraan Pariwisata. Di dalam komponen ini terdiri dari berbagai
subsistem yang memang benar-benar perlu mendapatkan perhatian dan penyediaan
serta pemeliharaan yang seksama.
Wisatawan adalah orang
yang pada umumnya melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau
daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya,
maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu
semenjak ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya.
Dibutuhkan prasarana dan sarana yang lengkap memberikan kepastian suatu
kenyamanan bagi wisatawan. Mereka terlebih dahulu ingin mengetahui:
1. Fasilitas
transportasi yang akan membawanya dari dan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
ingin dikunjunginya.
2. Fasilitas
akomodasi, yang merupakan tempat dimana yang bersangkutan dapat menginap
sementara di DTW.
3. Fasilitas Catering
Service, yang dapat memberikan mereka pelayanan sehubungan dengan makanan dan
minumannya yang sudah tentu sesuai dengan seleranya.
4. Obyek dan atraksi
wisata yang ada pada DTW yang akan dikunjunginya.
5. Aktivitas Rekreasi
(Recreation Activities) yang dapat dilakukannya di DTW yang akan
dikunjunginya.
6. Fasilitas
Perbelanjaan (Shopping Facilities), dimana ia dapat membeli ataupun juga
kadang-kadang juga untuk mereparasi kamera, mencuci cetak film dan lain-lain.
7. Fasilitas Kantor
pos (Post office), untuk pengiriman surat-surat bagi sanak keluarga,
sahabat atau instansi sehubungan dengan perjalanan yang sedang dilakukan.
8. Fasilitas
komunikasi melalui Telephone, telex dan faxcimile serta alat komunikasi lainnya
untuk pengiriman informasi yang dibutuhkannya selama melakukan perjalanan.
Keseluruhan informasi
tersebut di atas adalah menyangkut prasarana dan sarana kepariwisataan yang
harus ada atau tersedia sebelum kita mempromosikan suatu daerah seba-gai daerah
tujuan wisata.
Prasarana
Kepariwisataan tidak berbeda dengan prasarana dalam perekonomian pada umumnya
karena pada dasarnya kegiatan kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari aspek
ekonominya. Yang termasuk ke dalam kategori prasarana umum adalah: Sistem
penyediaan air bersih; Pembangkit tenaga listrik; Jaringan jalan raya;
Pelabuhan udara, pelabuhan laut; Terminal taxi, terminal bus; Stasiun kereta
api; Kapal penyeberangan; Jaringan telekomunikasi. Sedangkan prasarana yang
menyangkut kebutuhan masyarakat banyak ialah rumah sakit, apotik, bank dan
kantor pos.
Prasarana (infrastucture) kepariwisataan
adalah semua fasilitas yang tersedia serta yang memungkinkan proses
perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan
manusia untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Sedangkan sarana
kepariwisataan (tourism superstrucures) adalah
perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara
langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung
pada kedatangan wisatawan. Kita dapat membagi atas tiga bagian yang penting
sarana kepariwisataan yaitu: 1. Sarana pokok kepariwisataan; 2.Sarana pelengkap
kepariwisataan; dan 3.Sarana penunjang kepariwisataan.
Sarana Pokok
Kepariwisataan (Main Tourism Superstructures).
Sesuai dengan namanya,
sarana ini menyediakan fasilitas pokok yang ikut menentukan keberhasilan
sesuatu daerah menjadi daerah tujuan wisata. Banyak perusahaan yang
menggantungkan hidupnya dari arus kunjungan wisatawan, atau orang yang
melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan manca-negara maupun wisatawan
nusantara.
Termasuk juga kedalam
kelompok sarana pokok kepariwisataan itu adalah perusahaan-perusahaan yang
menyediakan fasilitas pelayanan kepada para wisatawan di tempat yang
dituju: Travel Agent dan Tour Operator; Tourist
Transportation; Hotel dan akomodasi lainnya; Catering, Trades;
Obyek Wisata dan Atraksi Wisata.
Ada lagi satu
kategori yaitu yang termasuk ke dalam kategori “Subvek Sentra” perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha agar orang merasa tertarik akan kebutuhan untuk
mengadakan perjalanan atau memberi kesempatan pada mereka untuk menikmati
perjalanan apabila mereka sendiri tidak mampu untuk berbuat demikian, yaitu:
1. Perusahaan
penerbitan kepariwisataan yang memajukan dan mempromosikan pariwisata secara
umum ataupun khusus.
2. Kantor yang
membiayai kepariwisataan seperti Bank-bank Pariwisata (Travel Bank), Travel
Credit, Social Tourism, Youth Travel.
3. Asuransi
Pariwisata.
Sarana Pelengkap
Kepariwisataan (Suplementing Tourism Superstructures).
Yang dimaksud dengan
sarana pelengkap ini adalah perusahaan perusahaan atau tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak lain
hanyalah untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan. Fungsi yang terpenting
adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu
Daerah Tujuan Wisata (DTW). Yang termasuk dalam kategori ini adalah Sarana Olah
Raga, Sarana Ketangkasan dll.
Sarana Penunjang
Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructures)
Adalah perusahaan yang
dapat menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang berfungsi bukan saja
untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal tetapi yang lebih penting adalah
untuk membuat wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya atau membelanjakan
uangnya di tempat yang dikunjungi. Sarana penunjang ini baik juga disediakan
untuk wisatawan wisatawan yang datang walaupun itu tidak mutlak, karena tidak
semua tamu membutuhkan pelayanan tersebut, seperti umpamanya : night
club, steambaths, dan casinos.
Ada beberapa
perusahaan yang merupakan perantara atau saluran distribusi yang tentunya
memperoleh pendapatan dari hasil komisi penjualan yang dilakukannya. Semakin
banyak perusahaan yang diwakilinya akan semakin banyak pula komisi diterimanya.
Bila kita perhatikan beberapa perantara yang bertindak dalam rantai distribusi
dalam industri pariwisata, mereka mempunyai tugas masing-masing dalam kondisi
yang berbeda-beda. Misalnya suatu Travel Agent biasanya bekerja atas dasar
komisi yang besarnya berkisar 5 % s/d 40%. Pada umumnya hotel dan akomodasi
lain hanya memberikan komisi 10% dari kamar yang dijualkannya.
Jadi komisi hanya 10%
dari harga kamar yang terjual saja, sedangkan dari penjualan makan dan minuman
tidak diberikan komisi. Komisi yang lebih besar biasanya diberikan kalau pihak
hotel dalam persaingan sehingga mereka berebutan mendapatkan tamu. Kalau dalam
keadaan yang demikian, maka pihak Travel Agent tinggal pilih, logis bila ia
akan lari ke hotel yang memberikan komisi yang lebih tinggi.
Disamping sarana dan
prasarana seperti yang telah diuraikan diatas, masih ada berbagai macam bentuk
usaha (tourism business) yang ada dalam kegiatan kepariwisataan, baik
sebagai distributor maupun perantara, antara lain:
Tour Operator: Yaitu suatu badan usaha yang merencanakan dan
menyelenggarakan paket wisata (packet tour) yang dijual, baik
yang dijual sendiri maupun melalui retail Travel Agent lainnya.
Dalam industri pariwisata Tour Operator biasa juga disebut
sebagai manufacture karena menciptakan dan menghasilkan paket
wisata yang siap jual pada wisatawan. Tetapi ada pula yang menyebutnya
sebagai wholesaler yang bertindak sebagai pedagang besar yang
menjual paket wisata pada para retailer Travel Agent atau
perantara lainnya.
Tour
Operator-retailer: Adalah Tour Operator biasa, tetapi selain
tugasnya sebagai Tour Operator ia juga bertindak sebagai
pengecer (retailer) melalui retail outlet atau by Mail
order. Contohnya, Neckermann di Jerman yang mempunyai outlet atau retail 150 retail
Outlet dan WAGON-LITS di Perancis yang memiliki kira-kira 400 outlet di
seluruh dunia. Di Indonesia yang dapat disamakan dengan ini adalah NITOUR yang
banyak mempunyai cabang di daerah-daerah tujuan wisata.
Direct Mail: Adalah cara penjualan secara langsung kepada
konsumen dengan mengirimkan brosur tentang paket wisata yang telah dipersiapkan
dengan baik. Biasanya dilakukan oleh suatu Tour Operator, seperti
halnya dengan Neckermann di Jerman.
Producer
Retailer: Adalah suatu bentuk
perusahaan terpadu / integrasi di mana beberapa perusahaan inudstri pariwisata
bergabung bersama, soperti: Travel Agent, Transportasi, Hotel, Restoran dan
lain-lain. Secara bersama mereka membentuk retail outlet yang
berfungsi untuk melakukan penjualan. Contoh yang paling terkenal adalah Club
Mediterranea di Eropa dan sepanjang Laut Tengah.
Institutional
Selling: Adalah salah satu
bentuk sales dari suatu Tour Operator yang
bertugas menjual paket wisata secara langsung pada lembaga, kantor-kantor,
jawatan, Bank, departemen departemen dan perusahaan asuransi. Jadi sasarannya
adalah kelompok formal dalam masyarakat dan tidak secara individu.
New Mass
Outlets: Adalah bentuk lain
dari perusahaan yang menjualkan paket wisata melalui new mass outlet seperti:
super market, hypermarket, toko buku, apotik, toko obat, toko alat alat olah
raga, pelabuhan udara, stasion dan terminal atau pada arcade di hotel- hotel.
Komentar
Posting Komentar